Foto: Muhammad Soleh Kadir |
SMPN
Satap Bugalima merupakan salah satu sekolah terpencil di Kecamatan Adonara
Barat, Kabupaten Flores Timur, NTT. Jumlah siswanya hanya 183 orang. Ruangannya
hanya 5 lokal. Malah, ada salah satu ruang kapela yang dipinjam sebagai tempat
belajar.
Kendatipun
demikian, potensi menulis para siswa di sekolah ini tidak bisa dipandang
sebelah mata. Itu tergantung bagaimana cara pengajar memberikan stimulus
menulis. Sebab, bila stimulusnya tepat maka tulisan yang dihasilkan pun bernas.
Begitu pula sebaliknya, bila stimulusnya tidak tepat maka tulisan yang
dihasilkan pun jauh panggang dari api.
Hal
ini yang kami temukan tatkala saya dan Bang Asy'ari memberikan pelatihan
menulis pengalaman berkesan, malam ini (Senin, 03/08/2018) pukul 18.00 sampai
21.00 di sekolah pelosok ini. Bang Ary, sapaan Asy'ari membuka dengan materi
motivasi menulis. Selanjutnya, Materi Tips Menulis Catatan Pengalaman Berkesan
saya paparkan di hadapan peserta.
Dalam
materinya, Bang Ary menjelaskan pentingnya menulis serta kendala-kendala yang
dihadapi saat menulis. Beliau juga menampilkan berbagai jenis tulisan serta
contoh tulisan buah tangan beliau. Setengah jam lebih materi beliau sudahi.
Selanjutnya, giliran saya menyampaikan materi.
Saya
memulai materi dengan menceritakan pengalaman pertama mengikuti perkemahan di
Desa Saosina. Judul ceritanya "Rajawali". Karena cerita ini
menyangkut hal yang konyol, para siswa yang mendengarkan cerita ini pun
melepaskan tawa sejadinya.
Tak
banyak waktu, lima menit saya menjelaskan materi dengan menampilkan kerangka
catatan pengalaman berkesan. Pada bagian ini, saya menampilkan contoh-contoh
praktis setiap bagian. Tujuannya, agar para peserta lebih memahami secara
praktis kerangka penulisan catatan pengalaman berkesan.
Pengalaman
berkesan yang kami pilih, yakni kegiatan penjelajahan yang dilakukan pada siang
tadi.
Karenanya,
kerangka tulisan meliputi peristiwa dimulai dari pelepasan, Pos 1, Pos 2, Pos
3, Pos 4, Pos 5, Pos 6, dan Pos Penjemputan. Begitu kerangka usai dan
terpampang pada layar proyektor, praktik menulis pun dimulai.
Selanjutnya,
saya memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menulis catatan pengalaman
melakukan penjelajahan pada siang tadi. Waktu yang saya berikan sebanyak lima
belas menit. Berhubung, tidak semua peserta membawa peralatan tulis, maka
praktik menulis dilakukan per-regu.
Lima
belas menit usai, setiap regu sudah menyelesaikan tulisannya. Enam tulisan kami
kantongi. Setelah dicermati, tulisan para siswa termasuk tulisan panjang. Itu
terlihat dari jumlah paragraf dalam satu cerita. Sebagian besar terdiri dari
enam paragraf. Belum lagi, setiap kerangka cerita terpenuhi secara lengkap.
Kami
sempat membaca karya-karya ini. Sebab, sebelumnya kami sudah berjanji untuk
memberikan hadiah kepada regu yang tulisannya terbaik. Namun, lantaran tulisan
peserta bagus-bagus, kami urungkan niat itu. Penilaian akan kami lakukan besok
pagi setelah malam ini kami membaca kembali karya-karya ini.
Seturut
itu, kami sudah berkomitmen di awal materi bahwa tulisan para peserta ini akan
kami bukukan. Karenanya, di malam ini, kami akan menulis kembali karya para
siswa ke dalam format naskah buku. Begitu kelar, kami mengedit kembali tata
bahasanya. Lantas, Minggu depan, karya-karya peserta malam ini akan kami kirim
ke penerbit. (teks: Muhammad Soleh Kadir)
Asy'ari Hidayah Hanafi |
Teks: Muhammad Soleh Kadir |