![]() |
Foto: Agusduli Lamatimu |
"MPLS SMPN Satap Bugalima tahun Pelajaran 2020/2021 tidak seperti biasanya karena tempat kegiatan tahun ini berlangsung di alam terbuka," demikian tulis Kepala sekolah SMPN Satap Bugalima Agustinus Dulin di halaman medsosnya. Agus merinci, kegiatan MPLS dilangsungkan di sejumlah titik lokasi sepanjang pesisir pantai. Selain fakta bahwa virus lebih gampang mati terpapar sinar matahari di ruang terbuka, kunjungan ke pantai pun dijadikan napak tilas sejarah.
Lokasi pertama MPLS adalah di desa Beliko. Menurut Agus, tempat kegiatan di lokasi Asam Manis termasuk unik karena langsung berhadapan dengan mulut arus gonzalu. Tempat ini juga adalah lokasi bersandarnya kapal Portugis di masa lampau.Titik lokasi kedua MPLS ada di desa Wureh. Tempat ini terkenal dengan Prosesi kerohanian katolik. Sementara tempat ketiga ada di desa Bugalima tepatnya di pantai Wairita. Terakhir, lokasi MPLS keempat berada di desa Kimakamak.
Di desa Kimakamak, kegiatan MPLS berlangsung di pantai Ina Pero, sebutan orang setempat. Agus menyebutkan bahwa kemungkinan nama ini adalah pelafalan lokal untuk nama Vero atau Veronika. Di tempat ini juga terdapat sebuah kuburan tua, di mana pemiliknya bukan orang asli Kimakamak. Menurut ceritera, pemilik kuburan ini adalah pendatang dan tidak punya siapa-siapa lagi kecuali kuburan itu dan sisa puing-puing rumah tinggalnya.