Aktivitas
pasar Waiwadan pagi ini, Sabtu (23/3/2014) tampak ramai seperti biasanya.
Tetapi di salah satu sudut, terlihat seorang mama pedagang tidak mendapat
tempat berjualan. Lokasi di mana ia biasanya menggelar dagangannya setiap pekan
kini terhalang tumpukkan pasir. Akibatnya, ia tidak leluasa menggelar barang
dagangannya yang terdiri dari sirih, pinang dan pisang. Barang dagangan tersebut tampak tetap dibiarkan di dalam karung.
Menyikapi
hal tersebut, sejumlah pemuda melayangkan protes lewat media sosial dengan
memegang karton bertulisan "JANGAN RAMPAS LAPAK JUAL MAMA- MAMA
KAMI". Aksi protes tersebut mereka lakukan supaya pihak terkait mengetahui
hal tersebut dan segera mengatasinya.
"Bapak-
bapak pemerintah dan dinas-dinas terkait kalau ada waktu tolong atur aktivitas
pasar Waiwadan. Kasihan mama-mama kami yang berjualan tetapi ada timbunan
material (pasir). Kan mama kami juga membayar pajak untuk negara,"
demikian tulis mereka.
Tampak
di lokasi, timbunan material dari proyek pembangunan diletakkan tempat para
pelapak di luar pagar pembatas proyek. Penimbunan material tersebut dilakukan
tanpa pemberitahuan sebelumnya dan terkesan sewenang-wenang.
"Ibu-ibu
ini adalah tulung punggung ekonomi keluarga. Kalau barang-barang tidak terjual
berarti kami tidak makan," keluh para pemuda tersebut. (Teks: Onch Isme,
Edit: Simpet)
![]() |
Foto: Onch Isme |